Buscar

Tuesday, March 5, 2013

Nafkah Harta Yang Sia - Sia

Tidak dapat dielakkan dan tidak pula dapat dipungkiri bahwa begitu kuatnya daya tarik dan atau maghnet dari harta benda duniawi mempengaruhi setiap manusia didunia ini sehingga tidak ada lagi yang perduli apa status dan atau hukum dari harta yang diperolehnya itu haram atau halal. Saking kuat daya tarikan harta benda duniawi  tidak sedikit orang yang tertarik kepadanya menjadi lupa dengan dirinya sendiri, dengan aqidahnya dan dengan pendidikannya serta lupa pula dengan dengan kehormatannya, menjadi lupa kepada Rasulullah, dan bahkan lupa kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Hal inilah yang kemudian membuat banyak orang gemar dengan perbuatan menumpuk numpuk harta yang dewasa ini sudah tidak perduli lagi haram atau halalnya. Penting dan amat sangat perlu bagi kita semua untuk mengingat pesan Rasulullah SAW bahwasanya harta yang haram itu tidaklah bermanfaat akan tetapi menjadi sia-sia kemudian apabila dimakan dan juga apabila disedekahkan, pun demikian sia-sia apabila disimpan.

Terlebih lagi begitu memasuki lembah hitam kehidupan dunia yang berserak dengan harta haram, saat itulah sebenarnya memasuki fase menghancurkan diri dan masa depan sendiri. tidak sedikit waktu yang terkuras terbuang cuma - cuma hanya untuk memikirkan cara-cara memperoleh dan atau menyembunyikan harta haram. Tidak sedikit juga waktu dan pikiran terhabiskan untuk melepaskan diri dari tuduhan-tuduhan setelah melakukan pelanggaran di dunia. Akibatnya, waktu untuk mempersiapkan bekal untuk menuju akhirat menjadi sempit dan bahkan terabaikan. Binasalah kehidupan dunia dan akhirat dan tiadalah yang didapat kemudian selain kerugian belaka.


Na'udzubillahi Min Dalik.....

Tidak sedikit dari Firman Allah Subhanahu Wata'ala dan juga Hadits Rasulullah yang menjelaskan tentang betapa sia - sianya harta yang diamalkan oleh mereka yang tidak beriman apalagi diperoleh dengan cara yang tidak benar.

Na'udzubillahi Min Dalik.....

Apalagi menurut Rasulullah, di hari tiada tempat berlari kelak, setiap hamba akan berhadapan dengan dua bagian pertanyaan tentang harta. Pertama, dari mana harta diperoleh sewaktu di dunia; dan kedua, kemana harta yang didapat itu telah digunakan. Lantas bayangkan bagaimana nasib sebahagian kita yang telah menghabiskan umur mengumpulkan harta haram sewaktu di dunia.

Wallahu A'lam

Sayyidul Istighfar

Sayyidul Istighfar atau penghulu istighfar 


Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.”  (HR. Al-Bukhari )


"Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta"

”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau,
Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau”
.(HR. Bukhari)

Dunia Kesenangan Sementara

“Tiadalah segala sesuatu yang terjadi didalam kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. ” (QS. al-Ankabut: 64).

Siapapun orangnya pastinya mempunyai harapan akan meraih kehidupan yang bahagia baik kdi dunia maupun di akhirat. Dan khususnya kehidupan di negeri akhirat yang telah dijanjikan olehnya sebagai suatu kehidupan yang abadi, sangat panjang serta pedih kesengsaraannya bila tidak mendapatkan tempat yang bahagia serta sangat panjang dan dahsyat pula kenikmatan didalamnya jika mendapat ridha Nya.

Tentunya dalam rangka untuk mencapai sebuah harapan akan hasil yang terbaik, tidaklah akan didapatkan kecuali dengan cara yang baik pula . Namun, demikian harapan yang seperti itu seringkali bahkan bertolak-belakang dengan isaha yang kita tempuh pada saat mengarungi kehidupan didunia ini.

Tanpa sepenuhnya kebanyakan orang sadari, sebagian dari mereka benar-benar terlelap didalam buaian dan tipu daya kesenangan kehidupan didunia. Bahkan tidak jarang pada saat dan atau kondisi yang sama, melupakan kehidupan akhirat yang kekal abadi. kehidup dunia ini seakan dianggap hanyalah sebuah kesempatan untuk menikmati kesenangan dan kebahagiaan semata dengan melupakan setiap janji - janji Nya.

Sejatinya jikalau kita mau belajar dan memperhatikan maka banyak sekali dari hamba-hamba Nya yang terbilang sukses didalam mengarungi setiap samudera dalam kehidupan didunia menuju kepada kehidupan yang diakhirat. Apalagi kita selalu berdoa melalui shalat agar diberi petunjuk ke jalan yang pernah ditempuh orang-orang yang taat kepada Allah. Luqman Al-Hakim adalah di antaranya. Ia mengibaratkan dunia ini dengan lautan dalam, yang bisa menenggelamkan manusia. Agar tidak tenggelam, dia mengajak untuk senantiasa menggunakan perahu, yaitu taqwa kepada Allah. Isinya iman kepada Allah dan layarnya tawakkal kepadaNya. Beliau juga mengingatkan agar berpuasa dari dunia dan berbuka nanti di akhirat.

Kehidupan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah kesenangan sementara yang mana diibaratkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana tanaman yang tumbuh subur karena disirami oleh air hujan kemudian menjadi kuning dan hancur tak bersisa, kehidupan dunia ini tidak lain dan tidak bukan adalah kesenangan yang menipu.


Wallahu A'lam

Ketika Saya Melihat

Ketika saya melihat kembali hidup saya, saya melihat rasa sakit, kesalahan dan sakit hati. Ketika saya melihat ke cermin, saya melihat kekuatan, pelajaran, dan kebanggaan dalam diri saya.

Orang yang kita lihat ketika kita melihat di cermin, orang yang kita pikirkan ketika kita berpikir tentang diri kita sendiri, sangat penting karena kita tidak akan pernah bisa menjadi lebih daripada yang kita pikir kita. Anda tidak bisa membiarkan hal-hal ke dalam hidup Anda bahwa Anda tidak berpikir Anda layak karena sebagian besar waktu Anda tidak akan melihat mereka.

Ketika Anda benar-benar menghargai diri Anda sendiri, Anda juga akan membuat penggunaan besar hampir semua waktu Anda. Ini membawa kita mampu menghargai waktu kita untuk dapat benar-benar menghargai upaya kami dan diri kita sendiri.

Ketika Anda melihat ke belakang, Anda mungkin melihat banyak rasa sakit, dan banyak pengalaman buruk yang membantu untuk membuat Anda siapa Anda hari ini. Tapi ketika Anda melihat di cermin Anda harus dapat orang besar yang Anda hadapi hari ini, dan Anda juga harus dapat melihat bahwa Anda layak investasi waktu ke dalam diri sendiri, dan bahwa impian Anda tidak bodoh, Anda lebih dari memenuhi syarat untuk pergi setelah mereka!

Shalat Tahajjud

Puji Syukur Alhamdulillah Rabb semesta alam yang telah memberikan kepada kita segala - galanya. dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada para Nabi dan Rasul Nya.

Shalat tahajjud adalah suatu ibadah tambahan yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wata'ala kepada setiap hamba Nya , dengan maksud agar supaya mereka mendapatkan suatu tempat yang terpuji disisi Allah Subhanahu Wata'ala.

Sebagaimana dijelaskan didalam surah Al Israa' ayat 79 yang dalam bahasa Indonesianya kurang lebih bermakna "Pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah / laksanakanlah ibdah shalat tahajjud , mudah - mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji"

Dengan jelas disebutkan pada surah Al Israa' diatas bahwasanya ibadah shalat tahajjud adalah merupakan suatu ibadah tambahan dan bukan merupakan suatu ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap hamba-Nya. Ibadah tambahan ini dimaksudkan / mempunyai keutamaan bagi setiap hamba-Nya yakni mendapatkan satu tempat yang terpuji disisi Nya.

Dalam lanjutan ayat yakni surah Al Isra' ayat 80 - 81 : disebutkan dan katakanlah "

Dalam lanjutan ayat tersebut secara jelas diperintahkan kepada kita pada saat melaksanakan ibadah shalat Tahajjud untuk mengatakan / mengucapkan do'a sebagaimana gambar lafadz diatas , 

Yang menjadi pertanyaan kemudian kapan dan pada saat apa kita mengucapkan do'a tersebut ....? 

1. Apakah pada saat mau melaksanakan ibadah shalat Tahajjud ....? 
2. Apakah disaat / didalam shalat tahajjud ...?
3. Ataukah setelah shalat tahajjud .....? 

Untuk pertanyaan yang pertama dan ketiga mungkin cukup jelas dengan jawaban ya atau tidak namun untuk pertanyaan yang ke dua ...? disaat apa ....? apakah setelah membaca Surah al fatihah atau sebelumnya...? apakah pada saat ruku' atau sujud , atau dimana ....? 

Mungkin ada diantara saudara yang membaca catatan ini , yang mungkin mengetahui kapan dan atau dimana do'a tersebut diucapkan alangkah baiknya dan tentunya sangat bermanfaat sekali sekiranya hal tersebut disharing bersama kami, tentunya dengan menguraikan hal tersebut beserta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan demi untuk kebaikan bersama .

Wallahu A'lam

 
Mari Kita Baca Bersama | Copyright © 2011 Diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger